Kamis, 06 Januari 2011

Aksara Jawa


AKSARA JAWA
(PASANGAN DAN SANDANGAN)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Daerah dan Pembelajarannya
Dosen Pengampu : Drs. H. Sedya Santosa, S. S,. M. Pd

MAKALAH


Oleh
             Hana Alfiyah                         08480067
Ana Fitrotun Nisa                 08480068


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010
PERANGAN I
ATUR PEMBUKA

             Aksara Hanacaraka Inggih menika sawijining aksara ingkang kaagem ing Tanah Jawa lan

Fungsi Bimbingan Dan Konseling di Sekolah


FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING (2)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar – Dasar Konseling
Dosen Pengampu : Eva Latipah, M. S. I
MAKALAH





Oleh
Hakam Rajih                           07480002
Siti Nur Wakhidah                  074800
Lina Puji Astuti                       08480051
Anisa Ayu Rani                      08480052
Ana Fitrotun Nisa                   08480068
Ma’rifatul                                094800

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan di selenggarakan. Masing – masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif sebesar- besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang di maksud. Dalam hal ini yaitu di khususkan pada pelayanan pendidikan, yaitu pendidikan di sekolah. Pelayanan ini di berikan kepada siswa untuk memperoleh informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan atau lebih khusus tentang belajar,  antara lain yaitu mengenai bagaimana cara belajar yang baik, cara-cara menghadapi masalah yang di jumpai siswa saat belajar, bagaimana cara agar konsentrasi dalam belajar, dan lain sebagainya. Dengan pelayanan itu di harapkan siswa dapat memperoleh keuntungan tertentu yang dapat mendukung proses belajarnya.
Istilah bimbingan konseling sudah sering kita dengar sejak kita masih berada jenjang sekolah tingkat bawah. Yaitu merupakan suatu pelayanan yang ada di sekolah yang membantu siswa mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan belajarnya. Makalah  akan di bahas mengenai fungsi bimbingan belajar di sekolah. Ada banyak fungsi, antara lain yaitu fungsi pengungkapan, pencegahan, penyaluran, penyembuhan, pengembangan, dan lain sebagainya.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembahasan masalah diatas maka, rumusan masalah yang akan kami bahas adalah:
1.         Apa maksud dari fungsi bimbingan dan konseling?
2.         Mencakup apa saja fungsi bimbingan dan konseling itu?
3.         Bagaimana peran dari fungsi – fungsi bimbingan konseling bagi siswa?



BAB II
PEMBAHASAN
FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan yang dimaksud. Dengan pelayanan-pelayanan itu warga masyarakat yang berkepentingan memperoleh keuntungan tertentu. Dengan demikian, fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan  dapat diberikan oleh pelayanan yang dimaksud.
Fungsi bimbingan konseling itu sangat banyak antara lain yaitu :
A.  Fungsi Pengungkapan
Fungsi ini merupakan dasar seluruh fungsi yang lain. Usaha ini merupakan suatu usaha untuk mengetahui adanya sesuatu keadaan dalam diri individu. Dengan demikian pembimbing dapat melakukan tindakan tertentu, seperti pengarahan terhadap suatu hal, pemberian informasi, dan sebagainya. Dengan kata lain, fungsi ini berusaha untuk memperoleh data tentang seseorang dan berdasarkan data itulah pembimbing dapat berbuat sesuatu sesuai dengan tugasnya.
Banyak sekali data tentang seorang siswa yang dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan oleh pembimbing dalam menjalankan tugasnya, misalnya kemampuan, dan sebagainya. Semuanya ini perlu di ungkapkan terlebih dahulu sebelum kita berikan bimbingan , atau dengan kata lain, menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan bimbingan pada seseorang. Perlu di ingan bahwa salah satu ciri utama pelayanan bimbingan yang ilmiah adalah bila di dasarkan pada data.[1]
Tindakan identifikasi di sekolah dasar
Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingan karena:
1.      Kepribadian anak masih luwes, belum menemukan banyak masalah hidup, mudah terbentuk dan masih akan banyak mengalami perkembangan.
2.      Orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk hubungan tersebut, orang tua juga aktif mengawasi pendidikan anaknya disekolah.
3.      Masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri sendiri dan dapat menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah melainkan pandangan bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasana atau situasi perkembangan yang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong semangat belajarnya dan dapat mengembangkan pribadinya sebaik mungkin dan terhindar dari praktik-praktik yang merusak perkembangan anak itu sendiri.[2]

B.  Fungsi pencegahan ( preventive)
 Fungsi pencegahan yaitu memberi bantuan kepada siswa sebelum ia menghadapi persoalan. Sebab pencegahan lebih mudah daripada penyembuhan.[3] Pengetahuan ( apa yang di ketahui) pembimbing  tentang diri siswa, akan berguna untuk memperkirakan hambatan atau gangguan yang mungkin timbul dalam diri siswa. Selanjutnya berdasarkan kemungkinan yang ada pada diri siswa, yaitu berupa kekuatan-kekuatan atau potensi yang dimilikinya, kiranya akan dapat dicegah timbulnya hambatan atau masalah atau gangguan itu, sehingga seluruh potensi serta kemungkinan itu dapat dikerahkan sepenuhnya untuk membantu perkembangan individu siswa. Justru di sinilah terletak fungsi pencegahan. 
Dalam dunia kesehatan mental “pencegahan” didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar – benar terjadi (Horner & McElhaney, 1993 (dalam buku dasar-dasar konseling)). Dalam definisi itu, perhatian terhadap lingkungan mendapat pemahaman utama. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap individu. Oleh karena itu lingkungan harus dipelihara dan dikembangkan. Lingkungan yang kira – kira akan memberikan dampak negatif kepada individu yang berada di lingkungan itu harus diubah sehingga dampak negatif yang sudah dapat di perkirakan itu tidak menjadi kenyataan. Di sekolah-sekolah kita misalnya, ruang kelas yang gelap dan kotor, pekarangan sekolah yang sempit, hubungan guru-murid yang kurang serasi, semuanya akan menimbulkan kesulitan dan kerugian bagi para siswa dalam memperkembangkan dirinya secara optimal di sekolah. Kegiatan belajar mereka akan mengalami banyak gangguan, sehingga positif dan penghagraan terhadap lingkungan dan kebersihan akan terhambat. Kematangan sosial – emosional akan tersendat, dan sebagainya. Dari sudut “pencegahan” lingkungan sekolah itu perlu di perbaiki.[4]
Berkenaan dengan upaya pencegahan, George Albee (dalam buku dasar – dasar konseling) mengemukakan rumus sebagai berikut :

KM = O + S
          1+2+3

Keterangan :
KM    : Kondisi bermasalah
O        : Faktor Organik
S         : Stres
1                  : Kemampuan Memecahkan masalah
2                  : penilaian positif terhadap diri sendiri (Self – esteem)
3                  : dukungan kelompok
Secara verbal rumusan tersebut mengungkapkan bahwa makin kuat gabungan kondisi faktor organik dan stres akan meningkatkan kondisi bermasalah pada diri individu, apabila faktor kemampuan memecahkan maslah, self esteem, dan dukungan kelompok konstan (tetap). Sebaliknya, kondisi bermasalah pada diri siswa akan berkurang apabila gabungan kondisi faktor organik dan stres tetap, sedangkan kemampuan masalah, self esteem, dan dukungan kelompok bertambah. Aplikasi rumus tersebut terhadap upaya pencegahan adalah bahwa:
1.    Mencegah adalah menghindari timbulnya atau meningkatnya kondisi bermasalah pada diri siswa.
2.    Mencegah adalah mempunyai dan menurunkan faktor organik dan stres, serta
3.    Mencegah adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penilaian positif terhadap diri sendiri, dan dukungan kelompok.

C.  Fungsi penyaluran
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
Kegiatan dari fungsi ini  juga meliputi usaha untuk membantu seseorang dalam hal memilih sesuatu, menentukan sesuatu,: apakah suatu itu berupa sekolah, masadepan, pekerjaan san sebagainya, sesuai dengan apa yang ada pada dirinya (kemampuan bakat, cita- cita, dan sebagainya).

D.      Fungsi pengembangan ( development)
Yaitu bantuan yang di berikan konselor kepada siswa agar ia mampu mengembangkan diri secara optimal. Siswa menyadari akan potensi yang dimiliki dan berusaha memanfaatkan potensi tersebut dengan sungguh – sungguh.
Fungsi pengembangan merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
Seluruh potensi yang dimiliki seseorang perlu di kembangkan. Pengembangan potensi itu tidak dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa ada kemauan diri sendiri dan tanpa ada dorongan dari pihak lain seperti  dari lingkungan keliarga, fasilitas yang tersedia, dan sebagainya. Pengembangan itu dapat di lakukan melalui bermacam – macam cara. Boleh jadi seseorang, apakah siswa ataupun mahasiswa, tidak mengetahui cara yang dapat di lakukan untuk mengembangkan “apa yang ada” pada mereka. Dalam hal ini salah satu fungsi dari kegiatan bimbingan itu adalah membimbing si terbimbing dalam mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, sehingga yang bersangkutan merasa puas dan bahagia dalam kehidupannya.
E.       Fungsi penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. Dalam kehidupan sehari – hari di tuntut kemampuan individu untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya dimana dia berada, sehingga sering ditemui individu yang di sebut dengan salah suai.  Karena itu salah satu fungsi bimbingan adalah membantu individu untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkunganya ( sekolah, keluarga, dan masyarakat).
F.       Fungsi pengarahan
Dalam kehidupan sehari – hari, perkembanga seseorang mempunyai rah yang berbeda-beda satu sama lain. Perkembangan itu akan di warnai oleh kemungkinan – kemungkinan yan gada pada diri individu tersebut serta lingkungan dimana dia berada. Ada seseorangyang arah perkembanganya tertuju kepada guru, dokter, dan lain sebagainya.
Dalam melaksanakan fungsi ini pembimbing hendaknya mengetahui arah yang akan di tuju oleh si terbimbing. Pengetahuan tentang ketepatan arah yang akan di tuju sangat menentukan berhasilnya fungsi itu di laksanakan. Selajutnya, berdasarkan penentuan arah yang dituju, maka perlu disediakan dan diatur berbagai fasilitas serta kondisi-kondisi yang akan dapat menunjang, sehingga diharapkan pengembangan si terbimbing benar-benar dapat menuju ke arah yang telah di ketahui itu.

G.      Fungsi Informatif
Individu yang sedang berkembang membutuhkan bermacam- macam informasi, baik yang menyangkut dirinya sendiri maupun yang menyangkut lingkunganya. Sesuatu yang ada pada dirinya, seperti kemampuan dasar (intelegensi), bakat,  minat, keterbatasan, jurusan di sekolah, sangat menguntungkan kalau dapat di ketahui pada waktu  sedini mungkin. Pemberian informasi ini adalah dalam rangka agar ya g bersangkutan dapat memupuk seluruh potensi yang dimilikinya sehingga dia dapat berkembang secara wajar.

H.      Fungsi Pengentasan
Orang yang mengalami masalah itu dianggap berada dalam suatu keadaan yang tidak mengenakan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari bendanya yang tidak mengenakan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan itu adalah upaya pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam hal itu, pelayanan bimbingan dan konseling menyelenggarakan fungsi pengentasan.
Secara sederhana kesejajaran abtara fungsi penyembuhan pelayanan dokter dan fungsi pelayanan konselor adalah sebagai berikut:
Text Box: Klien








Pasien
 






Masalah terentaskan
 


















       Disamping itu, tahap aplikasi hasil konseling dan masalah terentaskan yang ada pada gambar di atas terpisah dari tahap proses konseling, seringkali terjadi justru dalam proses konseling itu sendiri sehingga dengan demikian proses konseling merupakan proses terpadu sebagai wadah pengentasan masalah.
1.    Langkah-langkah pengentasan masalah
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik.
2.    Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis
Pada umumnya diasgnosis dikenal sebagai istilah medis yang berarti proses penentuan jenis penyakit dengan meneliti gejala-gejalanya. Dalam upaya diagnostik itu masalah-masalah diklasifikasi, dilihat sebab-sebabnya, dan ditentukan sara pengentasannya. Perkembangan lebih lanjut menggarisbawahi bahwa model diagnosis yang diterima dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah model diagnosis pemahaman terhadap seluk-beluk masalah klien, termasuk di dalamnya perkembangan dan sebab-sebab timbulnya masalah. Sebagai rambu-rambu yang dapat dipergunakan untuk terselenggaranya diagnosis pemahaman itu, di sini dicatatkan tiga dimensi diagnosis, yaitu:
a.         Diagnosis mental/ psikologis
b.         Diagnosis sosio-emosional
c.         Diagnosis instrumental
3.    Pengentasan masalah berdasarkan teori konseling
Masing-masing teori konseling itu dilengkapi dengan teori tentang kepribadian individu, perkembangan tingkah laku individu yang dianggap sebagai masalah, tujuan konseling, serta proses dan teknik-teknik khusus. Dari segi teori konseling itu sering kali tidak sama, bahkan ada yang saling betolak belakang.
Pelaksanaanya tidak hanya melalui bentuk layanan konseling perorangan saja, tetapi dapat pula dengan menggunakan bentuk-bentuk layanan lainnya, seperti konselingt kelompok, program-program orientasi dan informasi serta program-program lainnya yang disusun secara khusus bagi klien. Untuk semuanya itu konselor dituntut menguasai sengan sebaik-baiknya teori dan praktek bimbingan dan konseling.

I.         Fungsi Perbaikan
Dalam keadaan tertentu, pelayanan bimbingan berusaha ke arah perbaikan sesuatu yang terjadi pada diri si terbimbing. Kalau dalam fungsi pemecahan, kegiatan bimbingan lebih bersifat umum, maka dalam fungsi perbaikan kegiatan lebih tertuju pada usaha agar dalam diri si terbimbing timbul suatu perubahan. Perubahan itu berbentuk perbaikan terhadap suatu yang kurang baik atau kurang tepat. Misalnya, cara belajar, cara bertingkah laku cara bergaul, dan sebagainya.
J.        Fungsi Pemeliharaan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini. Bukan itu saja. Lingkungan yang baik pun harus dipelihara dan sebesar-besarnya dimanfaatkan untuk kepentingan individu dan orang-orang lain. Jangan sampai rusak ataupun berkurang mutu dan kemanfaatannya.
Pemeliharaan yang baik bukanlah sekedar mempertahankan agar hal-hal yang dimaksudkan tetap utuh, tidak rusak dan tetap dalam keadaanya semula, melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah baik, kalau dapat lebih indah, lebih menyenangkan, memiliki nilai tambah daripada waktu-waktu sebelumnya. Pemeliharaan yang demikian itu adalah pemeliharaan yang membangun, pemeliharaan tang memperkembangkan.
Sesuatu yang ada pada diri seseorang yang berupa kekuatan-kekuatan yang telah berkembang seperti bakat, tingkah laku yang baik dan sebagainya, hendaknya dpat dijaga dan dipelihara supaya hal yang berbentuk positif itu tidak hilang begitu saja, atau tidak terpengaruh oleh sesuatu hal, sehingga lama kelamaan menjadi hilang  dan tidak dapat dilakukan lagi oleh individu yang bersangkutan. Dlam hal ini bimbingan berfungsi agar apa yang telah ada itu dapat dijaga dengan baik sehingga memberi manfaat  bagi individu yang bersangkutan maupun bagi lingkungan masyarakat.

K.      Fungsi Peningkatan
Sebagai kelanjutan dari pemeliharaan terhadap sesuatu yang telah merupakan hal positif pada diri seseorang, adalah bagaimana usaha meningkatkan sesuatu itu, sehingga makin lama individu yang bersngkutan semakin menguaai hal-hal tertentu itu, seperti menguasai ketrampilan, lebih menguasai cara – cara bersopan santun, lebih mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dan justru disinilah letak kegiatan fungsi peningkatan dalam kegiatan bimbingan konseling yang terakhir.
Sementara menurut Drs. Slameto, fungsi seorang  pembimbing di sekolah ialah membantu kepala sekolah beserta stafnya di dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah (schoolwelfare). Sehubung dengan fungsi ini, maka seorang pembimbing mempunyai tugas- tugas tertentu yaitu :
1.    Mengadakan penelitian ataupun observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah baik mengenai peralatanya, penyelenggaraanya, maupun aktifitas – aktifitas yang lain.
2.    Berdasarkan atas hasil penelitian atau observasi tersebut maka pembimbing berkewajiban memberikan saran – saran ataupun pendapat – pendapat kepada kepala sekolah maupun kepada staf pengajar yang lain demi kelancaran dan kebaika sekolah.
3.    Menyelanggarakan bimbingan terhadap anak- anak baik yang bersifat prefentif, preservatif maupun yang bersifat korektif atau kuratif.[5]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Terdapat banyak fungsi bimbingan dan konseling di sekolah , antara lain yaitu fungsi pengungkapan, pencegahan, penyaluran, pengembangan, penyesuaian, pengarahan, informatif, pemecahan, perbaikan, pemeliharaan, peningkatan, dan lain sebagainya. Masing – masing fungsi tersebut mempunyai peran yang berbeda yang mana tujuan utamanya yaitu menghasilkan belajar siswa lebih baik, bermanfaat, efektif, dan efisien.
Pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk meberikan jasa, manfaat atau kegunaan, ataupun keuntungan-keuntungan tertentu kepada individu-individu yang menggunakan pelayanan tersebut. Jasa manfaat atau keuntungan itu terwujud melalui dilaksanakannya fungsi-fungsi bimbingan dan konseling. Adapun fungsi-fungsi dari bimbingan dan konseling yang banyak tersebut dapat di persempit sebagai berikut:
1.      Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman memberikan manfaat dipahaminya diri klien, masalah klien, dan lingkungan klien yang “lebih luas”, baik oleh klien sendiri, oleh konselor, maupun oleh pihak-pihak lain.
2.      Fungsi pencegahan
Mengurangi kemungkinan timbulnya kondisi bermasalah pada diri klien, pada umumnya dilakukan dengan memperkecil kondisi ketidakimbangan organis dan stress pada diri individu, dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, self esteem dan dukungan kelompok.
3.      Fungsi pengentasan
Dengan fungsi ini klien terbebaskan dari masla-masalah yang dialaminya, ibarat tersembuhkannya klien dari penyakit yang dideritanya.
4.      Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Keduanya mengarah pada dimuliakannya segenap potensi yang ada pada diri individu dan dikembangkan kea rah yang positif. Fungsi ini mengarah pada tujuan umum bimbingan, yang tidak lain adalah pemuliaan manusia melalui perkembangan individu dalam keempat dimensi kemanusiaannya.

Kegunaan, manfaat, keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan, merupakan hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan yang di maksud. Dengan demikian fungsi suatu pelayanan data di ketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan yang di maksud. Suatu pelayanan dapat di katakan tidak berfungsi apabila ia tidak memperhatikan kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat ataupun kegunaan tertentu.
Pada umumnya fungsi bimbingan koseling di sekolah yang banyak di lakukan adalah fungsi penyembuhan. Sesungguhnya fungsi bimbingan konseling yang utama adalah pengembangan, yakni mengembangkan seluruh potensi yang dimilik individu.[6]

B.     Saran
Bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting bagi siswa. Bimbingan konseling ini dapat membantu mereka (siswa) dalam mengatasi problem belajar, seperti bagaimana cara yang tepat untuk belajar yang efektif dan efisien, dapat mengarahkan penjurusan apa yang akan di ambil, mengatasi permasalahan yang ada di kelas, dan lain sebagainya.
Sebagai calon pengajar yang akan mendampingi peserta didik dalam belajar, sudah menjadi kewajiban kita mengetahui problem – problem yang ada pada kehidupan anak, dan mengetahui bagaimana solusi yang jitu untuk memecahkan problem-problem tersebut. Sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Dan tercipta out put atau hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

·         S Rahman, Hibana. 2003. Bimbingan dan Konseling Pola 17. Yogyakarta : UCY Press.
·         Slameto. 1988. Bimbingan di Sekolah. Jakarta : Bina Aksara
·         Walgito, Bimo. 1993. Bimbingan dan Penyulihan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset.
·         Prayitno,. Amti, Erman. 2004. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
·         http://psikonseling.blogspot.com/2009/01/perlunya-bimbingan-dan-konseling-di.html (Dikutip tanggal 20 Desember 2010)
·         http://sarkomkar.blogspot.com/2009/02/fungsi-dan-prinsip-bimbingan-dan.html ( Di kutip tanggal 20 Desember 2010)



[1] Drs. Slameto. Bimbingan di Sekolah. ( Jakarta: Bina Aksara. 1988). Hlm. 13
[2] http://psikonseling.blogspot.com/2009/01/perlunya-bimbingan-dan-konseling-di.html
[3] Dra. Hibana S. Rahma. Bimbingan dan Konseling Pola 17. ( Yogyakarta : UCY Press. 2003) Hlm. 22.
[4] Prayitno dan Erman Amli. Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling. ( Jakarta : Rineka Cipta. 2004). Hlm. 203
[5] DR. Slameto. Bimbingan dan Penyulihan di Sekolah. ( Yogyakarya : Andi Offset. 1993). Hlm. 29
[6] Habidah S. Rahman. Bimbingan dan Konseling Pola 17. (Yogyakarta : UCY Press. 2003). Hlm. 24.